_"nIA kArmAchAmELEOn"_

Rabu, 07 November 2012

Teori Sistem dalam keperawatan

Pengertian Teori Sistem
Teori sistem terdiri dari subsitem yang membentuk sebuah sitem yang antara satu dengan yang lainnya harus saling mempengaruhi. Dalam teori sistem disebutkan bahwa sistem itu terbentuk dari subsistem yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi atau merupakan kumpulan dari beberapa komponen. Komponen tersebut saling berhubungan dan merupakan bagian dari suatu tujuan umum untuk membentuk suatu tujuan. Konsep sistem digunakan unutk menganalisis perilaku dan gejala sosial dengan berbagai sistem yang lebih luas maupun dengan subsistem yang tercangkup di dalamnya.
Ada dua jenis teori sistem,
  • Sistem Terbuka, seperti organ tubuh manusia atau suatu proses seperti proses keperawatan, interaksi dengan lingkungan, serta perubahan antra sistem dengan lingkungan.
  • Sistem Tertutup, seperti reaksi kimia dalam suatu tabung uji tidak berhubungan dengan lingkungan.
Berikut ini merupakan bagian-bagian dari teori system, yaitu :
Input
Proses
Output
Dampak
Umpan Balik
Lingkungan
INPUT
Input ini merupakan subsistem yang akan memberikan segala masukan untuk berfungsinya sebuah sistem, seperti sistem pelayanan kesehatan, maka masukannya berupa potensi masyarakat, tenaga kesehatan, sarana kesehatan dan lain sebagainya.

PROSES
Proses adalah berbagai kegiatan dalam pelayanan kesehatan . Kegiatan yang berfungsi untuk mengubah sebuah masukan untuk menjadikan sebuah hasil yang diharapkan dari sistem tersebut, sebagaimana contoh dalam sistem pelayanan kesehatan, maka yang dimaksud dengan proses adalah berbagai kagiatan dalam pelayanan kesehatan.

OUTPUT
Output merupakan hasil yang diperoleh dari sebuah proses, dalam sistem pelayanan kesehatan hasilnya dapat berupa pelayanan kesehatan yang berkualitas, efektif dan efisien serta dapat dijangkau oleh seluruh masyarakat sehingga pasien sembuh dan sehat optimal .


DAMPAK
Akibat yang dihasilkan dari sebuah hasil dari system disebut dampak, yang terjadi relatif lama waktunya. Setelah hasil tercapai, maka dampaknya akan menjadikan masyarakat sehat dan mengurangi angka kesakitan dan kematian karena pelayanan terjangkau oleh masyarakat .

UMPAN BALIK
Umpan balik merupakan suatu hasil yang sekaligus menjadikan masukan dan ini terjadi dari sebuah sistem yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi . Umpan balik dalam sistem pelayanan kesehatan dapat berupa kualitas tenaga kesehatan yang juga dapat menjadikan input yang selalu meningkat .

LINGKUNGAN
Semua keadaan diluar sistem tetapi dapat mempengaruhi pelayanan kesehatan sebagaimana dalam sistem pelayanan kesehatan disebut dengan Lingkungan, lingkungan yang dimaksud dapat berupa lingkungan geografis, atau situasi kondisi sosial yang ada dimasyarakat seperti institusi diluar pelayanan kesehatan .

Beberapa teori keperawatan menggunakan sistem teori sebagai dasarnya. Sebagai contoh, Neuman (1995) menggambarkan sebuah model manusia keseluruhan dan pendekatan sistem terbuka. Sebagai sistem terbuka, manusia berhubungan dengan lingkungan, baik lingkungan eksternal maupun internal, dan interaksi manusia terhadap tekanan lingkungan, dapat mempengaruhi kesejahteraan klien.

Senin, 05 November 2012



Banyak sekali definisi yang beredar tentang Autis. Tetapi secara garis besar, Autis, adalah gangguan perkembangan khususnya terjadi pada masa anak-anak, yang membuat seseorang tidak mampu mengadakan interaksi sosial dan seolah-olah hidup dalam dunianya sendiri. Pada anak-anak biasa disebut dengan Autis Infantil. Schizophrenia juga merupakan gangguan yang membuat seseorang menarik diri dari dunia luar dan menciptakan dunia fantasinya sendiri: berbicara, tertawa, menangis, dan marah-marah sendiri. 

Tetapi, ada perbedaan yang jelas antara penyebab dari Autis pada penderita Schizophrenia dan penyandang Autis Infantil. Schizophrenia disebabkan oleh proses regresi karena penyakit jiwa, sedangkan pada anak-anak penyandang Autis Infantil terdapat kegagalan perkembangan. 

Gejala Autis Infantil timbul sebelum anak mencapai usia 3 tahun. Pada sebagian anak, gejala-gejala itu sudah ada sejak lahir. Seorang ibu yang sangat cermat memantau perkembangan anaknya sudah akan melihat beberapa keganjilan sebelum anaknya mencapai usia 1 tahun. Yang sangat menonjol adalah tidak adanya atau sangat kurangnya tatap mata. 

Untuk memeriksa apakah seorang anak menderita autis atau tidak,digunakan standar internasional tentang autis. ICD-10 (InternationalClassification of Diseases) 1993 dan DSM-IV (Diagnostic andStatistical Manual) 1994 merumuskan kriteria diagnosis untuk Autis Infantil yang isinya sama, yang saat ini dipakai di seluruh dunia. 

Kriteria tersebut adalah: 

Untuk hasil diagnosa, diperlukan total 6 gejala (atau lebih) dari
no. (1), (2), dan (3), termasuk setidaknya 2 gejala dari no. (1) dan
masing-masing 1 gejala dari no. (2) dan (3). 


Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial yang timbal balik. 


Minimal harus ada dua dari gejala-gejala di bawah ini:Tak mampu menjalin interaksi sosial yang cukup memadai:
kontak mata sangat kurang, ekspresi muka kurang hidup, gerak-
gerik kurang tertuju. 


Tidak bisa bermain dengan teman sebaya. – Tak ada empati (tak dapat merasakan apa yang dirasakan orang
lain). 


Kurang mampu mengadakan hubungan sosial dan emosional yang
timbal balik. 

2. Gangguan kualitatif dalam bidang komunikasi. Minimal harus adasatu dari gejala-gejala di bawah ini: 


Perkembangan bicara terlambat atau sama sekali tak berkembang.Anak tidak berusaha untuk berkomunikasi secara non-verbal. Bila anak bisa bicara, maka bicaranya tidak dipakai untuk berkomunikasi. 


Sering menggunakan bahasa yang aneh dan diulang-ulang. 


Cara bermain kurang variatif, kurang imajinatif, dan kurang dapat meniru. 

3. Adanya suatu pola yang dipertahankan dan diulang-ulang dalam perilaku, minat, dan kegiatan. Minimal harus ada satu dari gejala di bawah ini: 


Mempertahankan satu minat atau lebih dengan cara yang sangat khas dan berlebihan. 


Terpaku pada suatu kegiatan yang ritualistik atau rutinitas yang tidak ada gunanya. 


Ada gerakan-gerakan aneh yang khas dan diulang-ulang. 


Seringkali sangat terpukau pada bagian-bagian benda. 

Sebelum umur 3 tahun tampak adanya keterlambatan atau gangguan dalam
bidang: 

a. interaksi sosial,
b. bicara dan berbahasa,
c. cara bermain yang monoton, kurang variatif. 

Autis bukan disebabkan oleh Sindroma Rett atau Gangguan
Disintegratif Masa Kanak. Namun, kemungkinan kesalahan diagnosis
selalu ada, terutama pada autis ringan. Hal ini biasanya disebabkan
karena adanya gangguan atau penyakit lain yang menyertai gangguan
autis yang ada, seperti retardasi mental yang berat atau
hiperaktivitas. 

Autis memiliki kemungkinan untuk dapat disembuhkan, tergantung dari
berat tidaknya gangguan yang ada. Berdasarkan kabar terakhir, di
Indonesia ada 2 penyandang autis yang berhasil disembuhkan, dan kini
dapat hidup dengan normal dan berprestasi. Di Amerika, dimana
penyandang autis ditangani secara lebih serius, persentase
kesembuhannya lebih besar.

Kanker Darah (Leukimia)

Penyakit Leukimia atau kanker darah termasuk dalam klasifikasi penyakit serius dan fatal. Leukimia menyerang sistem darah yakni sumsum tulang belakang dengan ditandai adanya perbanyakan secara tidak normal atau transformasi maligna dari sel pembentuk darah di sumsum tulang belakang dan jaringan limfoid yang pada umumnya terjadi pada sel darah putih.

Kanker darah dikatakan telah terjadi jika sel normal dalam sumsum tulang belakang telah tergantikan dengan sel tidak normal. Sel yang tidak normal itu dikeluarkan dari tulang belakang dan dapat ditemukan pada pembuluh darah perifer. Sel leukimia akan mempengaruhi pembentukan sel darah normal dan imunitas penderita. Sel leukimia merupakan sel darah putih atau leukosit yang masih muda. Penderita kanker darah memiliki leukosit yang jumlahnya diatas ambang batas sehingga justru menjadi ancaman bagi sel yang lain.
Penyebab kanker darah

Penyakit leukimia belum diketahui secara pasti penyebabnya. Namun ada beberapa faktor yang dipercaya dapat mempengaruhi terjadinya leukimia. Faktor tersebut antara lain adalah:


Radiasi material berbahaya

Radiasi dapat meningkatkan frekuensi LMA, namun tidak ada laporan mengenai peningkatan LLK yang terpapar radiasi. Pengaruh radiasi ini ditemukan dalam sebuah laporan, yakni:


Pegawai radiologi mendapatkan resiko tinggi menderita leukimia.


Penderita yang mendapatkan radioterapi lebih sering menderita leukimia.


Leukimia juga ditemukan pada korban hidup kejadian bom atom


Faktor Leukemogenik

Ada beberapa zat kimia yang dapat mempengarui terjadinya leukimia pada tubuh manusia. Zat kimia ini antara lain adalah:


Racun cemaran lingkungan misalnya Benzema.


Bahan-bahan industri seperti insektisida, pestisida dan lain-lain.


Obat-obatan yang digunakan untuk kemoterapi.
Gejala kanker darah atau leukimia

Gejala leukimia tergantung pada jumlah sel leukimia dan keberadaannya menumpuk dimana dalam tubuh. Berikut adalah gejala umum leukimia yang kronis atau akut, yakni:


Terjadi demam pada malam hari, seringnya disertai dengan keringat yang banyak.


Sering mengalami infeksi karena hal-hal kecil.


Selalu merasa lelah dan lemah tanpa sebab.


Mudah terjadi pendarahan dan memar, misalnya gusi berdarah, bercak ungu di kulit atau bintik merah di bawah kulit.


Adanya pembengkakan dan rasa tidak nyaman di perut dikarenakan hati atau pankreas yang bengkak.


Berat badan menurun drastis tanpa sebab yang jelas.


Tulang dan persendian terasa sakit dan ngilu.

Seringkali kanker darah atau leukimia bisa terdeteksi pada saat melakukan pemeriksaan darah secara rutin. Ketika mengalami gejala yang mengarah pada leukimia, lebih baik segera melakukan pemeriksaan. Hal-hal berikut adalah pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk memastikan penyakit leukimia.


Pemeriksaan secara fisik

Pemeriksaan secara fisik meliputi pemeriksaan kelenjar getah bening, limpa dan hati. Dalam pemeriksaan ini ditujukan untuk mengukur kadar infeksi dan jumlah sel leukimia di dalam getah bening dan melihat apakah hati dan limpa anda sudah terinfeksi serta menjadi bengkak karena penyumbatan saluran kandung empedu atau infeksi yang lainnya.


Pemeriksaan darah

Darah anda akan diambil contohnya dan akan dilakukan perhitungan jumlah sel darah putih, sel darah merah dan plateletnya. Leukimia menyebabkan sel darah putih sangat tinggi. Selain sel darah putih yang tinggi, sering juga ditemukan tingkat trombosit dan hemoglobin yang rendah dalam sel darah merah.


Biopsi

Biopsi adalah pengambilan sebagian jaringan sumsum tulang untuk mengetahui apakah sel leukimia ada disitu atau tidak. Untuk melakukan biopsi, akan dilakukan anestesi lokal untuk mengurangi rasa sakit pada saat dokter mengambil beberapa sampel sumsum tulang belakang dari tulang pinggul atau tulang besar lainnya.




Kelenjar Getah Bening


Kanker kelenjar getah bening atau limfoma adalah kanker ganas yang berkaitan dengan sistem limfatik. Sistem limfatik merupakan bagian penting dari sistem kekebalan tubuh yang membentuk pertahanan alamiah tubuh melawan infeksi dan kanker. maka kenali dengan lebih detai ciri ciri penyakit kelenjar getah bening


Cairan limfatik sendiri adalah cairan putih menyerupai susu yang mengandung protein lemak dan limfosit yang semuanya mengalir ke seluruh tubuh lewat pembuluh limfatik.


Gejala umum yang dikrasakan penderita kanker kelenjar getah bening meliputi pembengkakan kelenjar getah bening pada leher, ketiak atau pangkal paha.

Klasifikasi dan Gejala Kanker Getah Bening


1. Hodgkin’s


Merupakan jenis limfoma yang ditandai dengan pembesaran kelenjar getah bening dan limpa tanpa disertai rasa sakit. Kanker ini sangat progresif pada beberapa jaringan limfoid dan pertumbuhan abnormal sel terjadi secara cepat. Faktor resiko terkena kanker getah bening jenis Hodgkin’s:

Pria/wanita usia 15-38 tahun dan usia di atas 50 tahun.

Mempunyai kelainan dalam fungsi sistem kekebalan seluler tubuh (sel-T) meskipun produksi antibodi normal.


Gejala terkena kanker getah bening jenis Hodgkin’s:

Pembengkakan menyeluruh kelenjar getah bening disekujur tubuh : leher, ketiak, dan lipat paha (tidak terasa nyeri).

Demam, berkeringat pada malam hari, kurang nafsu makan, dan berat badan turun.

Pada beberapa orang, kadang-kadang menyerang dada yang menyebabkan gangguan pernafasan.


Semakin berkembang, sel-sel abnormal akan menyebar ke kelenjar getah bening di sekitarnya dan mulai menyerang struktur lain termasuk paru-paru, hati, dan organ-organ abdominal.


2. Non-Hodgkin


Merupakan kanker ganas yang berasal dari limfonodus dan jaringan limfe lainnya. Limfoma jenis ini lebih sering terjadi pada pria terutama pada usia di atas 50 tahun. Gejala-gejala kanker getah bening jenis non-hodgkin:

Pembesaran kelenjar getah bening/limfonodus.

Pembesaran tonsil dan kelenjar adenoid, limfonodus di leher dan sekitarnya menjadi kemerahan.

Limfoma yang berkembang menunjukkan gejala demam, berkeringat pada malam hari, lelah, dan berat badan menurun.


Jangan menunda untuk mengambil langkah-langkah penting apabila gejala-gejala yang disebutkan di atas sudah terlihat. Semakin cepat diobati semakin besar harapan untuk sembuh.

Pengobatan Kanker Getah Bening


Limfoma Non-Hodgkin adalah sekelompok keganasan (kanker) yang berasal dari sistem kelenjar getah bening dan biasanya menyebar ke seluruh tubuh.


Beberapa dari limfoma ini berkembang sangat lambat (dalam beberapa tahun), sedangkan yang lainnya menyebar dengancepat (dalam beberapa bulan).

Penyakit ini lebih sering terjadi dibandingkan dengan penyakit Hodgkin.


PENYEBAB


Penyakit kelenjar getah bening bisa disebabkan oleh infeksi dari berbagai organisme, yaitu bakteri, virus, protozoa, riketsia atau jamur. Secara khusus, infeksi menyebar ke kelenjar getah bening dari infeksi kulit, telinga, hidung atau mata.


Penyebabnya tidak diketahui, tetapi bukti-bukti menunjukkan adanya hubungan dengan virus yang masih belum dapat dikenali.

Sejenis limfoma non-Hodgkin yang berkembang dengan cepat berhubungan dengan infeksi karena HTLV-I (human T-cell lymphotropic virus type I), yaitu suatu retrovirus yang fungsinya menyerupai HIV penyebab AIDS.


Limfoma non-Hodgkin juga bisa merupakan komplikasi dari AIDS.


GEJALA


Gejala Kanker Kelenjar Getah Bening – Kanker kelenjar getah bening sering disebut dengan istilah limfoma. Limfoma atau Kanker kelenjar Getah Bening ini ialah tipe kanker yang menyerang sel darah putih dan terkumpul dalam kelenjar getah bening. Sel tersebut cepat menggandakan diri dan tumbuh secara tidak terkontrol.


Kanker kelenjar getah bening ini dapat menyerang kepada siapa saja. Anak kecil saja dapat beresiko terkena kanker kelenjar getah bening. Kanker kelenjar getah bening biasanya menyerang di bagian leher, sumsum tulang, hati, perut, namun jarang sekali di bagian otak.


Yang dimaksud kanker kelenjar getah bening atau limfoma ialah kanker ganas yang berkaitan dengan sistem limfatik yang merupakan bagian penting dari sistem kekebalan tubuh dan bertugas dalam membentuk pertahanan alamiah tubuh melawan infeksi dan kanker.


Cairan limfatik sendiri adalah cairan putih menyerupai susu yang mengandung protein lemak dan limfosit yang semuanya mengalir ke seluruh tubuh lewat pembuluh limfatik. Gejala yang menyerang penyakit ini sangat banyak sekali, di bawah ini ada macam-macam gejalanya.


Gejala kanker kelenjar getah bening:


Dapat timbul benjolan yang kenyal


Tidak terasa nyeri


Mudah digerakkan


Tidak ada tanda-tanda radang


Kehilangan berat badan lebih dari 10% dalam 6 bulan


Sering keringat malam


Demam berkepanjangan dengan suhu lebih dari 38 derajat Celcius.


Gejala awal yang dapat dikenali adalah pembesaran kelenjar getah bening di suatu tempat (misalnya leher atau selangkangan) atau di seluruh tubuh.

Kelenjar membesar secara perlahan dan biasanya tidak menyebabkan nyeri.


Kadang pembesaran kelenjar getah bening di tonsil (amandel) menyebabkan gangguan menelan.

Pembesaran kelenjar getah bening jauh di dalam dada atau perut bisa menekan berbagai organ dan menyebabkan:


gangguan pernafasan


berkurangnya nafsu makan


sembelit berat


nyeri perut


pembengkakan tungkai.


Jika limfoma menyebar ke dalam darah bisa terjadi leukemia.

Limfoma dan leukemia memiliki banyak kemiripan


Limfoma non-Hodgkin lebih mungkin menyebar ke sumsum tulang, saluran pencernaan dan kulit.


Pada anak-anak, gejala awalnya adalah masuknya sel-sel limfoma ke dalam sumsum tulang, darah, kulit, usus, otak dan tulang belakang; bukan pembesaran kelenjar getah bening.

Masuknya sel limfoma ini menyebabkan anmeia, ruam kulit dan gejala neurologis (misalnya kelemahan dan sensasi yang abnormal).

Biasanya yang membesar adalah kelenjar getah bening di dalam, yang menyebabkan:


pengumpulan cairan di sekitar paru-paru sehingga timbul sesak nafas


penekanan usus sehingga terjadi penurunan nafsu makan atau muntah


penyumbatan kelenjar getah bening sehingga terjadi penumpukan cairan.